Ketersediaan bahan
bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin menipis,
sedangkan kebutuhan bahan bakar tersebut terus meningkat. Kondisi
tersebut menyebabkan sumber energi yang digunakan saat ini semakin
sulit didapat, bahkan harga jual bahan bakar minyak semakin lama semakin
mengalami peningkatan.
Untuk itu perlu
dilakukan upaya penghematan serta upaya pengalihan bahan bakar dari
bahan yang berasal dari minyak bumi menjadi sumber energi yang dapat
diperbaharui. Salah
satu bahan baku yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar
pengganti minyak bumi adalah tanaman jarak yang dapat menghasilkan
minyak dari bijinya.
Pengalihan sumber
energi yang berasal dari minyak bumi atau minyak fosil ke energi
alternatif menggunakan biji jarak pagar (Jatropha curcas), secara
bertahap sudah digunakan oleh Gabungan Kelompok Tani di Kabupaten
Mukomuko, Provinsi Bengkulu.
Sejumlah warga yang
bermukim di Dusun Sukarami, Desa Pasar Sebelah, Kecamatan Kota Mukomuko
menggunakan minyak hasil olahan biji tanaman jarak untuk bahan bakar
generator set (genset) pengganti minyak bumi jenis premium dan solar.
“Dengan menggunakan
minyak yang bersumber dari pengolahan biji tanaman jarak menjadi
biodiesel, sejumlah warga di daerah ini bisa menghidupkan mesin genset
sebagai sarana untuk penerangan pada malam hari,” kata Kepala Bidang
Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan
Kehutanan (BP3K) Kabupaten Mukomuko Toyeb.
Setelah warga mencoba
dan menggunakan minyak yang berasal dari pengolahan biji tanaman jarak,
ternyata minyak nabati yang diperoleh dari ekstraksi biji tanaman jarak
ini terbukti lebih hemat dan efisien dibandingkan dengan bahan minyak
fosil.
“Kuncinya minyak biji
tanaman jarak harus digunakan terus menerus sebagai bahan bakar, supaya
mesin genset bisa beradaptasi,” ujarnya. Menurut
dia, saat ini produksi yang dihasilkan dari tanaman jarak masih sangat
terbatas, dan belum bisa memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak untuk 15
kecamatan di daerah ini.
Proses
ekstraksi jarak pagar menjadi minyak dilakukan secara mekanik
menggunakan mesin press, baik sederhana dengan skala kecil maupun skala
produksi industri. Jenis alat pres dibedakan menjadi dua macam yaitu
press hidrolik dan press ulir masing masing memiliki kelemahan dan
keungulan masing masing, biasanya disesuaikan dengan tingkat produksi
minyak. Setelah biji jarak di keringkan dan disortir berdasarkan
kualitas, biji jarak pagar dimasukan kedalam mesin press mekanik. Hasil
pengepresan diperoleh minyak mentah ataucruide jatropha oil (CJO) dan bungkil berupa sisa ampas. Untuk memurnikan Cruide jatropha oil(CJO) selanjutnya dilakukan penyaringan dan diperoleh limbah berupa sludge.
Minyak
jarak pagar mentah ini bias dijadikan bahan bakar pengganti minyak
tanah. Pemakaiannya dapat diterapkan langsung pada kompor modifikasi
atau dicampur dengan minyak tanah. Untuk memperoleh bahan bakar
biodiesel, minyak mentah hasil penyaringan dilakukan proses
transesterifikasi dan esterifikasi. Proses transesterifikasi adalah
proses penurunan kandungan asam lemak bebas. Bila kadar lemak bebas
terlalu tinggi maka perlu dilakukan proses esterifikasi terlebih dahulu
setelah itu dilanjutkan proses transesterifikasi.
Ada dua faktor yang
menyebabkan minyak biji tanaman jarak belum bisa digunakan dalam skala
besar, pertama keterbatasan kemampuan mesin yang digunakan untuk
pengolahan biji tanaman jarak dan luas kebun tanaman jarak yang juga
masih sangat berbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar